Selasa, 18 November 2014

HIM



Kamu meracuniku...ya, kamu meracuniku.

'Ayolah, ini hanya sekedar minum kopi. Kamu boleh meminta kopi berasa manis dengan tumpukan busa krim diatasnya, atau kamu juga boleh meminta yang pahit, dengan campuran susu atau apa saja, terserah kamu. Aku cuma meminta kita untuk minum kopi, itu saja. Mungkin dengan sedikit dibumbui obrolan ringan seputar gosip murahan tentang politik, harapanmu yang belum tercapai, cerita masa kecilmu, tingkah laku konyol bos mu, atau kenakalan sahabatmu atau bahkan kau boleh cerita seputar masalah terberatmu. Apa susahnya bercerita sedikit saja...'

Aku diam terpaku diujung telepon genggam, suaramu terdengar sedikit stress, memintaku minum kopi bersamamu. Oh...hatiku berdetak tidak karuan. Ini diluar dugaan, aku tidak menginginkan sedikitpun ini bakal terjadi. Seorang pria yang baru saja kukenal melalui email mengajakku minum kopi. Sapaan 'hai' itu akhirnya berlanjut seperti ini. Ah ! Kenapa aku mesti ketagihan membalas emailnya. Yah, tapi aku menyukai hal baru ini...matilah aku !!!

'Jadi bagaimana ?'. Suaranya mulai mendesak lagi.

' Ehmm...ehhh...aduh, sepertinya...'. Aku tergagap.

' Pleaseeee.....'. Pintanya lagi.

' Ehmm...okay, okay...silahkan atur saja dimana...'. Dan aku menyesali kata-kata yang baru saja keluar dari mulutku, dan aku bisa merasakan dia bersorak merayakan kemengannya karena berhasil mengajakku minum kopi bersamanya, ah...

Berulang kali aku menyebut nama Tuhan, dan berulang kali juga aku merasa malu pada Tuhan, mestinya aku tidak melakukan ini, minum kopi bersama pria itu, pria yang baru saja kukenal melalui email dan telepon genggam. Well, dia sudah mengirimkan fotonya padaku, paling tidak aku punya sedikit gambaran tentang wajah pria itu, wajahnya tidak kelihatan seperti penjahat atau semacamnya, rahangnya kuat, yang kuyakini bahwa dia suka mendominasi, tapi matanya,...matanya lucu, menyimpan kekocakan, ah aku tidak tahu...memangnya aku peramal !

Dan aku, ya aku merasa malu sebetulnya, sudah juga mengirimkan foto terbaikku buat pria itu, oh ini gila...dan menurutku dia menyukaiku karena telah melihat fotoku, satu-satunya foto terbaikku, kurasa...tapi pria itu berulang-ulang memujiku, katanya aku cantik...well itu sangat klise, tapi harus kuakui bahwa aku betul-betul tersanjung, rasanya sudah lama sekali aku tidak mendengar pujian seperti itu. Apakah aku melayang ? ya ya ya...sama seperti wanita pada umumnya, aku menyukai pujian itu.

Dan inilah hari itu ! Hari dimana aku berjanji minum kopi bersama pria itu. Cuaca dingin ini menyesakkan, dan perasaanku bercampur aduk, menghimpitku, berkali-kali kuhirupi udara dalam-dalam, memasok lebih banyak oksigen ke paru-paruku, berharap kepalaku lebih terasa ringan. Oh ya...aku sengaja men-catok rambutku yang ikal, dan sekarang tampak lurus seperti rambut artis-atis Korea, aku juga men-cat kuku ku dengan warna cokelat kesukaanku, memakai sedikit bedak dan perona berwarna pink, mascara dan eyeliner, lipstick...oh tidak, aku tidak suka pakai lipstick, rasanya bibirku akan kaku jika memakainya. Aku memakai jeans berwarna biru sangat gelap, kaos berwarna putih dan sepatu flat berwarna merah....yah rasanya sudah cukup, kasual dan simple.

Dan dimana dia ? Oh isi sms-nya bilang kalau dia sudah tiba di cafe yang disebutnya. Sudah disana, memakai jeans dan kaos berwarna abu-abu. Ok aku sudah dijalan ! jawabku padanya.
Dan...
Dia disana, pria itu duduk disana sendirian, tengah mengutak-atik telepon genggamnya. Aku terkesima dari kejauhan. Oh tidak...tidak...tidak...aku tidak bisa, ini akan menjadi cerita yang panjang. Untuk sejenak kakiku rasanya tidak bisa bergerak, terpaku dilantai mal. Sementara orang lalu-lalang didepanku, dan nafasku sesak ketika pria itu celingak-celinguk, mungkin mencariku, sms-nya datang lagi, ' Kamu dimana ?'. Tanyanya.
Ohhh...tidak, ini tidak boleh terjadi. Aku segera melangkah pergi, menjauhi pria yang jaraknya tinggal beberapa meter didepanku, yang sedang menungguku, aku mengikuti lalu lalang orang keluar dari mal. Aku harus pulang, harus pulang dan menemui anakku, aku sudah berjanji akan mengajaknya berenang hari ini. 

Belasan missed call dan sms menghampiri telepon genggamku.

' Hey...kalau pulang dari mal titip beli roti boy!'. Sms suamiku membuyarkanku dalam perjalanan pulang...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar